Empat "Pemuda" Ikuti UASBN di Dalam Lapas
Selasa, 12 Mei 2009 | 20:34 WIB
BLITAR, KOMPAS.com - Empat dari 2.445 siswa kelas VI Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Blitar, Jawa Timur, yang mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN), Senin (11/5), merupakan murid-murid “istimewa”.
Selain berusia antara 16 tahun hingga 19 tahun atau kelompok usia pemuda, keempat siswa itu juga menjalani UASBN di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak karena sedang terjerat kasus hukum.
Empat “murid istimewa” tersebut adalah Aris Wahyudianto, 18, warga Sukodono, Lumajang, Saman Rais, 18, warga Tiris, Probolinggo, Fahrur Rozi, 16, warga Kejayan, Pasuruan, serta Ahmad Basori, 19, warga Jl Mayang, Kota Blitar. Basori berstatus narapidana kasus pengeroyokan, sedangkan tiga lainnya terjerat kasus pencurian dan berstatus anak negara (sampai usia 18 tahun).
Kepala Sekolah Istimewa 3 di Lapas Anak Blitar, Rochy Nanang Saputra, menjelaskan bahwa pada tahun ini terdapat empat siswa dewasa dari total 14 siswa SD yang mengikuti UASBN di dalam Lapas.
“Meskipun usia mereka melebihi dari usia siswa kelas VI SD, tapi mereka berhak menamatkan pendidikan,” ujarnya, Senin (11/5).
Menurut Nanang, bobot persiapan dan materi ujian yang diberikan kepada mereka sama dengan siswa-siswi SD/MI pada umumnya, termasuk dua kali try out. Mereka dikarantina dalam satu sel selama sepekan sebelum ujian.
“Supaya mereka bisa fokus mempersiapkan diri, tidak terganggu teman-teman lain yang tidak ujian,” jelasnya.
Empat murid dewasa itu menjalani ujian di salah satu ruang belajar, di bawah pengawasan dua orang petugas Lapas. Mereka mengenakan seragam SD, baju putih dan celana merah, tetapi celana yang dipakai celana panjang.
Pada hari pertama UASBN kemarin (11/5), Aris Wahyudianto dan tiga kawannya mengikuti ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia, sejak pukul 08.00 WIB-10.00 WIB. Hari ini, (12/5) ini, mereka akan mengikuti ujian Matematika, dan lusa (13/5) mata pelajaran IPA.
Aris, yang ditemui setelah ujian, mengaku bisa mengerjakan dengan baik. Menurutnya, materi soal yang diujikan tidak terlalu sulit dan sesuai dengan materi yang dipelajari.
“Untuk Matematika besok (hari ini/12/5) saya akan berusaha mempersiapkan diri lagi dengan banyak latihan soal,” kata Aris.
Selama menjalani hukuman di Lapas Anak, Aris dan kawan-kawan belajar selama empat jam, mulai pukul 07.00 WIB. Waktu untuk berlatih soal menjadi terbatas, padahal pelajaran Matematika memerlukan latihan soal secara intensif.

Tidak ada komentar: